Kasus Lion Air Salah Turunkan Penumpang


Mata kuliah : Etika Bisnis
Sub Pokok : Pemanfaatan SDM
Peristiwa salah turunkan penumpang Lion Air JT 161 terjadi pada 10 Mei 2016. ‎Pesawat itu bertolak dari Singapura ke Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten. Namun, sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta penumpang tidak diturunkan di terminal kedatangan internasional melainkan di terminal kedatangan domestik Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT161 menurunkan penumpang internasional dari Singapura ke terminal domestik, yaitu Terminal I yang seharusnya ke Terminal II Bandara Soekarno-Hatta
Direktur Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi, menjelaskan yang terjadi adalah pesawat Lion Air dengan rute penerbangan SIN-CGK tersebut mendarat dan parkir di Remote D/R 51, atau sudah berada di area internasional.
Kemudian penumpang dijemput oleh bus ground handling. Dalam perjalanan bus, terjadi pergantian pengemudi dan tanpa ada alasan penumpang dibawa ke terminal I-B Gate B2.
Ketika penumpang tiba di tempat pengambilan bagasi (baggage claim) di terminal I-B, petugas avsec yang melihat penumpang kebingungan meminta para penumpang kembali ke bus untuk dibawa ke Terminal II.
Akibatnya, dari 182 penumpang, 16 penumpang lolos dari pemeriksaan imigrasi. Beberapa penumpang termasuk warga negara asing (WNA), yang berangkat dari Singapura itu keluar bandara tanpa melalui pengecekan imigrasi.
“Ada sejumlah penumpang yang telanjur keluar Terminal I. Tetapi, atas kemauan sendiri, mereka naik bus shuttle ke Terminal II untuk clearance imigrasi,” klaim Budi, Karena itu pula, tiga WNI dan satu WNA Amerika Serikat sempat tidak tercatat di imigrasi Bandara Soetta.
Mengenai bus yang salah angkut penumpang, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Hemi Pamurahardjo, memiliki penjelasannya. Menurutnya, ada kesalahan penangan dari ground handling pesawat Lion Air.
Pada saat Pesawat Lion Air JT 161 parkir di R54, terdapat pula JT lain dari Padang yang parkir di R56. Sopir yang mengangkut penumpang Lion Air ex-SIN menyangka mereka penumpang dari Padang. Namun, saat sopir menyadari kesalahannya, penumpang sudah keluar dari Terminal I Bandara Soetta.
Menurut Heru, sesuai dengan UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, insiden ini adalah kesalahan dari alat angkut dan menjadi tanggung jawab Lion Air.
Lion Group dinyatakan tidak melakukan pengawasan dengan baik, sehingga terjadi kesalahan prosedur penanganan penumpang. Lion Group dinyatakan tidak melengkapi sarana komunikasi yang seharusnya digunakan dalam kegiatan operasional mereka, yakni bisnis penerbangan. Para petugas ground handling berkomunikasi dengan handphone. Seharusnya, komunikasi antarpetugas dilakukan dengan handy talky (HT).
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan Hemi Pamurahardjo mengatakan pulsa telepon genggam koordinator yang bertugas mengarahkan supir ternyata habis. “Ternyata setelah diinvestigasi pulsanya habis, jadi tidak bisa kontak dengan yang di lapangan, dia ini yang seharusnya mengatur ‘kamu ke sana, kamu ke sini,” ungkapnya. Hemi menjelaskan dalam prosedur operasi standar seharusnya koordinasi menggunakan “handy talky” (HT) agar tidak ada gangguan oleh frekuensi yang bersinggungan di bandara.
“Kenapa pakai HT, agar tidak terganggu karena frekuensi tinggi, tidak terganggu dengan sinyal lain,” ucapnya. Selain itu, lanjut dia, HT lebih jernih saat digunakan untuk berkomunikasi, hal itu sangat penting untuk pelayanan keselamatan penumpang.
Solusinya :
Pihak Lion air seharusnya lebih baik lagi dalam masalah komunikasi agar tidak terjadi lagi kesalahan pahaman dalam komunikasi. Terlebih banyak nya konsumen yang percaya pada pihak Lion air untuk menemani perjalaan udara mereka. Lion air juga seharusnya menyediakan karyawan yang telah terlatih untuk menempati bagian-bagian yang mereka kuasai. Pihak Lion Air juga seharusnya memeberi pelatihan bagi karyawan baru maupun sudah lama agar kinerja karyawan lebih maksaimal dan kompeten dalam bidangnya masing-masing. Lion air juga sebaiknya memberikan reward kepada karyawan yang memiliki kinerja yang terbaik, sehingga karyawan yang lainnya termotivasi untuk bekerja lebih giat. Pihak lion air juga baiknya menyedikan fasilitas untuk mendukung kinerja para karyawannya.
Referensi :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Marger & Akuisisi

SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI DAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Noun Clause