Pelanggaran Kasus Etika Bisnis oleh FIFA


mata kuliah : Etika bisnis
Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis. Salah satu masalah dalam etika bisnis adalah suap (bribery). Suap adalah tindakan berupa menawarkan, memberi dan menerima atau meminta sesuatu yang berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban publik.
Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan memberi pengaruh. "Pembelian" itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang barang atau jasa maupun pembayaran kembali setelah transaksi terlaksana, termasuk juga pembelian janji-janji untuk memberikan sesuatu.
Dari pengertian suap dan etika bisnis diatas, memiliki hubungan. Apabila dalam seorang pebisnis, pelanggan, kreditur, pemegang usaha, ataupun masyarakat melakukan suap, dengan tidak berkata jujur, maka ia dikatakan tidak etis, sebab bisa merugikan orang-orang dalam dunia bisnis. Karena etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban.
Contoh dari pelanggaran etika bisnis yang sempat menjadi perbincangan adalah kasus suap di salah satu induk organisasi olahraga terbesar di dunia yaitu FIFA. Empat belas orang, termasuk sembilan orang yang terkait dengan badan sepak bola dunia,FIFA didakwa pada bulan Mei 2015 sehubungan dengan kasus penipuan transfer, pemerasan, dan pencucian uang yang sedang diselidiki Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat.
Tujuh pejabat FIFA ditangkap di Hotel Baur au Lac, Zrich pada tanggal 27 Mei. Mereka saat itu sedang bersiap-siap menghadiri Kongres FIFA ke-65 yang mencakup kegiatan pemilihan Presiden FIFA. Mereka akan diekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan menerima suap senilai US 150 juta. Markas CONCACAF di Miami ikut digeledah
Penyelidikan ini juga menjadi ancaman besar bagi Sepp Blatter, presiden FIFA yang dianggap sebagai tokoh paling berkuasa di dunia olahraga, meski dia tidak dikenai dakwaan. Dengan cadangan dana sebesar US$1,5 miliar dolar, selain sebagai organisasi olahraga, FIFA juga merupakan satu konglomerasi keuangan global. Sementara begitu banyak negara ingin menjadi tuan rumah Piala Dunia, Blatter menuntut kesetiaan luar biasa dari siapun yang ingin ikut menikmati dana yang terus mengalir.
Dalam pemilihan tuan rumah piala dunia 2010 di afrika selatan juga dicurigai adanya permainan jual beli suara. Beberapa petinggi FIFA diduga menerima uang, agar dapat meloloskan afrika selatan sebagai pemenang dalam pemilihan tuan rumah piala dunia 2010. Dengan kasus ini dapat kita ketahui bahwa FIFA melanggar etika dengan tidak adanya kejujuran dalam pemilihan
Seperti dalam prinsip etika yang dikemukakan oleh Adiwawa Karim, bagaimana masalah suap ini berkaitan dengan Etika, karena suap merupakan pelanggaran terhadap seluruh masalah etika, berikut adalah prinsip-prinsip yang dilanggarnya di tinjau dari prinsip etika yang dikemukakan oleh Adiwara Karim :
  • Kejujuran
  • Suap adalah tindakan yang tidak bersifat jujur dan curang. Menyalahi etika bisnis dari segi keadilannya serta pelanggaran terhadap hak keadilan bagi orang lain.
  • Rendah hati
  • Seseorang bertindak suap menyuap sama sekali tidak mencerminkan etika seseorang yang rendah hati dan menerima apa adanya dengan apa yang ia miliki.
  • Simpatik
  • Egoisme dari seseorang yang bertidak suap itu mencerminkan terhadap pelanggaran etika simpatik kepada orang lain, sehingga orang yang melakukan suap itu cenderung tidak memikirkan orang lain dan menghalalkan segala cara untuk egoisme dirinya.
  • Kecerdasan
  • Keinginan terhadap kepuasan diri sendiri seorang manusia, kadang membutakan ilmu pengetahuan seorang insinyur sekalipun. Seperti halnya seorang penyuap yang menanggalkan kecerdasannya, dan lebih bersikap tidak cerdas dengan menyuap demi kepentingan dirinya sendiri tanpa memperhatikan efek dari tindakannya tersebut. Bahkan melupakan norma yang telah dipelajarinya sejak dahulu , seperti norma agama, norma hukum, norma sosial, dll.
Sifat dasar manusia yang tidak pernah puas, banyak dari petinggi FIFA mendapatkan hukuman karena kasus suap tersebut. Di lain sisi pihak yang memberikan suap ingin mendapatkan timbal balik agar usaha mereka tercapai. Walaupun mereka sendiri sadar bahwa cara mereka salah. Dan akhirnya mereka mendapatkan balasan oleh pihak hukum. Kita tahu bahwa banyak negara yang akan melakukan apa saja agar bisa memenangkan pemilihan tuan rumah piala dunia. Negara yang terpilih akan mendapatkan banyak keuntungan seperti dapat memperkenalkan negara mereka ke dunia dan banyaknya tambahan visa dari berbagai turis di seluruh dunia yang akan menonton langsung ke negara mereka. Dengan kejadian ini diharapkan petinggi FIFA yang baru sadar akan pentingnya transparansi dalam pemilihan yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Marger & Akuisisi

SEJARAH REVOLUSI INDUSTRI DAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Noun Clause